THIS IS THE GROUP OF BADMINTON FANS

Selasa, 30 Oktober 2012

Tough Misbun Sidek made Chong Wei cry

Chong Wei and Misbun show the love at the Beijing Olympic Games.Despite the praises and congratulatory messages badminton superstar Lee Chong Wei received after his Olympic performance, there was one phone call he was dreading to make when he returned with his silver medal—the call to his ex-coach, legendary sportsman Misbun Sidek.
"He's someone I will never forget," Chong Wei told Daily Chilli, adding that when he finally did phone his former mentor, he apologised for not winning the gold but wouldn't reveal what Misbun said to him in return.
Recalling their first meeting when he joined the national team at age 17, Chong Wei said: "He asked me what I wanted to achieve and I said I wanted money. He asked again and I said I needed the money to buy a car."
But Misbun, Malaysia's greatest badminton idol of the '80s, didn't appear disappointed by his answers. Instead he asked Chong Wei for one more reason and only then did Chong Wei say he wanted to be the best player he could be.
Misbun then told the young lad that if he surrendered his time and commitment to the game, that Misbun would take care of the rest—and he was true to his word. "It was very tough training under Misbun," said Chong Wei. "I would cry and he would ignore me, take his rackets and go home."
Another weepy moment for a highly emotional Chong Wei.  
Misbun guided Chong Wei for seven years to the top of his game. "He has contributed so much to my success," said the two-time Olympic silver medallist, adding that what goes around comes around and so he wants to help aspiring badminton players be their best, too.
"I hope I can inspire the junior players," he told DC during a recent RM100,000 cheque presentation by The Star Publications for his London Games performance. "You see, when I win I get a lot of cash prizes, a lot of sponsorships. … You have to train hard. One day you'll become a champion, too."
Chong Wei said he would use the money to fund his plan for his own badminton stadium, to develop more national athletes for the future.
As for his own future, he said the next two years would decide if he's going to play at the Rio Games 2016. He had said that this would be his final Olympics after coming back from injury. "Sportsmen get injuries at any time. I don't know, I have to see if my condition allows me to play then."
Double date: Lin Dan and his wife Xingfang, Chong Wei and his fiancee Mew Choo.

Meanwhile, his friendly rivalry with world number one and Chinese superstar Lin Dan, who defeated Chong Wei in two Olympics for the gold, continues off the court. Lin Dan has invited Chong Wei to his wedding next month but Chong Wei hasn't sent his RSVP. "He called. … I don't know yet," said Chong Wei.
Lin Dan married Chinese ex-shuttler Xie Xingfang two years ago after a nine-year relationship, but held off on a wedding banquet as he was training for the Olympics. Lin Dan has also asked Indonesia's Taufik Hidayat and Denmark's Peter Gade to attend the ceremony.
Chong Wei himself is rumoured to be engaged to Wong Mew Choo, but won't talk about it. "Don't ask lah,” he pleaded.

Senin, 29 Oktober 2012

Lee Chong Wei's wedding bell blues (and joy)


Last month, Lee Chong Wei had to miss Lin Dan's wedding in Beijing because he was playing in the 2012 Japan Open. Next month, it could be Lin Dan's turn to miss Chong Wei's wedding because he's playing at the 2012 China Open.
With the competition opening just two days after Chong Wei's wedding, there's a possibility that members of the Chinese team, including Lin Dan and his wife Xie Xingfang, won't make it for Chong Wei's banquet.
Nonetheless, Chong Wei and his future wife, Wong Mew Choo, are expecting a massive turnout for their wedding reception and they have made arrangements to celebrate their marriage over two days.
On Friday 9th November, their guests will include dignitaries, officials and acquaintances. But the real ceremony happens on Saturday 10th November where only close friends and family have been invited.
"I have a long list of friends but I'm not sure whether they will turn up," said Chong Wei. "The China Open is from 13th November and it is too close to the wedding. In fact I haven't decided whether I will compete in the Super Series."
That wasn't their only obstacle. Their wedding plans were nearly scuppered when Mew Choo's grandma passed away recently—and Chinese custom dictates that they must marry within 100 days from her death or wait three more years.
"We discussed it and decided to make early plans for the wedding," said Chong Wei. "I will be too old if I wait for another three years." So now, the couple will tie the knot at the KL Convention Centre on the 10th. "Mew Choo is one patient woman and I like that quality in her," Chong Wei added.
Chong Wei and Mew Choo, the country's top badminton players (until she retired recently), also spent three hours for a photo shoot at the beach in Port Dickson.
"I've known her since my junior days and we have been in and out of a relationship for the last 11 years," said Chong Wei, who normally keeps his love life private but who has finally opened up to talk a little about his fiancée.
"Of course there have been misunderstandings, but she has always stood by me. She knew me and liked me even when I was a nobody, and she has not changed. She has waited for me for a long time and it was time to marry her."
Published: 15th October 2012
Superliga: Akan mulai tgl Feb 3-9,2013 di Surabaya karena yang mengikuti ada 10 tim putra dan putri...terakhir KLRC Malaysia tertarik untuk bergabung.

Lee Yong Dae bersedia dikontrak oleh klub Indonesia bersama lee hyun II. verbally unisys konfirm untuk ikuti Superliga dengan tim putra dan putri..Korea akan putuskan Samsung atau korean Ginseng corp utk putri

Superliga: Akan minta LYB agar pemain seperty LuLan,Bao chun lai dan Zhang Ya Wen diizinkan main buat klub indonesia

Superliga: Kita mengundang klub Jepang, Korea dan Malaysia utk Superliga Feb5-9, Surabaya dan hadiah 1.6 M rupiah

Demi Prestasi, Dana Bukan Masalah


Ketua Umum Pengurus Besar Persatuan Bulutangkis Seluruh Indonesia, Gita Wirjawan menjamin pendanaan bukanlah masalah demi kembali mendongkrak prestasi bulutangkis Indonesia yang tengah terpuruk.

“Dana bukan isu. Dalam artian harus sepadan untuk meningkatkan prestasi,” ujar Gita.

Hal ini dimulai dengan mengkaji ulang pendapatan para pemain dan

pelatih saat ini. Gita mengatakan pengkajian ulang ini penting agar para pelatih tidak mudah tergoda untuk menerima tawaran melatih di luar negeri.

Salah satunya adalah Rexy Mainaky, Juara Olimpiade 1996 yang pernah melatih tim nasional Inggris dan Malaysia dan sekarang dipanggil kembali ke pelatnas untuk menjabat sebagai kepala bidang pembinaan dan prestasi.

“Tawaran dari luar negeri itu menggiurkan sekali. Jadi apa yang kita lihat dari Rexy, Hendrawan dan Reony, ini sudah mencerminkan kita harus lebih memperhatikan,” tegas Gita.

Selain itu, Gita juga menginginkan adanya penambahan segmen atlet demi pembinaan dan prestasi. Tak cukup dengan utama dan pratama, Gita ingin agar ada segmen junior ke depannya untuk bisa menarik talenta-talenta muda.

“Pengalaman dari dulu -Mia, Susi dan Taufik- masuk pelatnas umur 15 tahun. Cuma selama ini ada persepsi kalau klub-klub belum mau mengirim kader-kader mereka (ke pelatnas) karena kurangnya perhatian di pelatnas," papar Gita.

"Kita harus sediakan pelatih dan harus berikan atensi world class utk masing-masing segmen. Itu saya rasa akan tercermin dalam keperluan kita ke depan. Dana yang dibutuhkan berapa sih untuk menempatkan pelatih world class di masing-masing segmen.”

Pendanaan juga dibutuhkan untuk pengiriman atlet ke kompetisi-kompetisi di luar negeri. Untuk itu Gita menjamin akan ada evaluasi yang adil dalam pengiriman atlet.

“Ada kemungkinan si A yang dijadwalkan ke kota mana saja di 2013 tapi kinerjanya tidak sesuai dengan aspirasi kita dan ranking. Pastinya akan ada evaluasi dan perubahan. Tapi yang jelas apapun yang diperlukan harus didukung pendanaan,” beber Gita lebih lanjut.

Sponsorship juga tidak luput dari perhatian Gita. Dia ingin agar dana dari sponsor lebih diarahkan untuk kepentingan pemain.

“Jangan sampai operasional PBSI tergantung pada sponsorship, karena itu harusnya disalurkan ke atlet. Dana sponsorship ini juga akan jadi bagian dari pemberian insentif,” tegas Gita.

Untuk itu, Gita menargetkan di akhir November mendatang kepengurusan sudah bisa membuahkan rencana aksi untuk segera dimulai awal tahun depan.

“Kepala development sudah tau apa yang dibutuhkan untuk tahun 2013 di 33 prov. Orang yang ditugaskan mencari dana harus mengumpulkan dana secukupnya untuk menopang kepentingan binpres. Binpres harus bisa mentabulasikan rencana aksi 2013 dalam arti pemain siapa, kemana, itu akan dievaluasi tiap bulan,” tegasnya.

“Insya Allah kalau bisa disetujui akhir November, awal 2013 kita siap tempur.”

3 Tahun Bulutangkis RI Maju

Ketua Umum Persatuan Bulutangkis Seluruh Indonesia (PBSI) periode 2012-2016, Gita Wirjawan optimis dalam dua atau tiga tahun ke depan bisa mengembalikan kejayaan bulutangkis Merah Putih dengan usaha keras.

Pria yang juga menjabat sebagai Menteri Perdagangan ini ingin menciptakan sistem yang dapat melahirkan superstar bulu

tangkis.

"Saya tidak hanya ingin menciptakan superstar tetapi juga menciptakan sistem yang melahirkan superstar. Tahun 2013 mudah-mudahan akan menjadi fondasi yang kuat," kata Gita kepada wartawan dalam sesi makan malam di Jakarta, Kamis (25/10) malam.

Bersama kepengurusan baru PBSI, Gita mengaku sudah menyiapkan sejumlah strategi dan perencanaan bulutangkis Indonesia empat tahun ke depan. Agar bisa mengembalikan kejayaan bulutangkis Merah Putih dalam dua atau tiga tahun ke depan, ia menyadari perlunya kerja keras.

Dengan dukungan kepengurusan baru yang solid, Gita meyakini impian untuk membangkitkan prestasi bulutangkis Indonesia dapat terwujud. Untuk itu, ia memulai dengan memperbaiki manajemen kepengurusan di PBSI. Pemilik Yayasan Ancora ini menyederhanakan struktur di bawah kepimpinannya ke dalam empat kotak, yakni tim pengembangan dan pembinaan, keuangan, sponsor atau pencarian dana, serta pembinaan prestasi.

Menurut Gita, kepengurusan periode sebelumnya terlalu banyak kotak-kotak di bawah ketua umum. Jadi, ia hanya ingin ada empat kotak saja. Jika strategi dan perencanaan yang disusunnya itu disetujui, Gita mengatakan awal Januari 2013 siap tempur di PBSI.

Kotak pertama yang Gita susun adalah tim pengembangan dan pembinaan. Maksudanya, tim yang bekerja memperbaiki perkembangan dan pembinaan bulutangkis di tanah air. Meliputi pengembangan dan pembinaan di daerah, yang kini disekat menjadi wilayah timur, barat dan tengah.

"Mereka fokus pada pencarian talenta di daerah yang melibatkan 33 pengurus provinsi PBSI, serta komunitas terkait," ujar Gita
Republika.co.id

PBSI 2012-2016


Berikut susunan pengurus
PBSI periode 2012-2016

Ketum : Gita Wirjawan
Waketum : Fuad Basya
Sekjen : Koesdarto Pramono
Kasubid BWF dan BAC :
Yuniarto
Kasubid Hub Internasional :
Bambang Rudianto

Staf Ahli Pengembangan
Organisasi dan Daerah :
M.Feriansyah
Pembinaan dan Prestasi : Susi
Susanti
Hubungan Internasional :
Victor Hartono
Dana dan Usaha : Gandhi
Sulistyanto
Humas dan Sosial Media : Atria
Rai
Hubungan Antar Lembaga :
Nusron Wahid
Hukum dan Kelembagaan :
Todung Mulya Lubis
Kabid Pengembangan : Basri
Yusuf
Kasubid Pengembangan
Jaringan Daerah,Fasilitas dan
Kaum Muda : Johannes I.W.
Kordinator Wilayah Barat :
Bayu R/HK.Djunaedi/Topan
Kordinator Wilayah Tengah :
Sofyan Maskur, HM. Ferlie
Kordinator Wilayah Timur : A.
Darwis
Massalinri,Ferdinand,Ferry.S
Kasubid Pengembangan
Komunitas : Achmad Budiarto
Kasubid Turnamen dan
Perwasitan : Eddyanto
Sabarudin
Koordinator Turnamen : Edy
Susanto
Koordinator Perwasitan :
Unang Sukardja
Kasubid Pendidikan dan
Latihan : F.X Sugiyanto/Edy
Prayitno
Kabid Dana dan Usaha : Anton
Subowo
Kasubid Pemasaran dan
Sponsorship : Yoppy Rosimin
Kasubid Dana Usaha dan
Keanggotaan : Joseph Halim
Kabid Keuangan, Investasi dan
Administrasi : Ariawan Wijaya
Kasubid Keuangan dan
Teknologi Informasi : Grafita
Christiana
Kasubid Pengadaan : Partogi
Pangaribuan
Kasubid SDM dan Hukum :
Umbu Samapaty/Edi Sukarno
Kabid Pembinaan dan
Prestasi : Rexy Mainaky
Kasubid Logistik : Anhar Adel
Kasubid Penelitian dan
Pengembangan Prestasi :
Sapto Kunto Purnomo/Barlen
Kasubid Pelatnas : Christian
Hadinata
Kasubid Kedokteran : Michael
Triangto
Kasubid Fisik : Felix Ary Bayu
Marta
Kasubid Psikologi : Eko
Prasetyo